Ditengah masalah pendidikan yang semakin beragam, momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) idealnya menjadi titik tolak untuk mengevaluasi dunia pendidikan agar kembali pada jiwa dan ruh yang sebenarnya. “Peringatan Hari Pendidikan Nasional mengingatkan tentang jiwa dan ruh pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan adalah tugas untuk mempersiapkan kehidupan masa depan yang lebih baik.” Demikian apa yang dinyatakan oleh Pak Imam (30) warga Jakarta.
“Pendidikan selalu terkait dengan kehidupan individu maupun masyarakat luas. Oleh karena harus ditangani secara sungguh-sungguh, bertanggung jawab, dan bahkan harus bersedia berkorban untuk pendidikan.” Tuturnya.
“Sebenarnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan sudah sedemikian tinggi. Hanya saja kesadaran itu baru sampai pada tingkat keberadaan pendidikan itu sendiri. Kesadaran itu belum sampai pada tingkat kualitatif. Bagi sebagian besar masyarakat yang terpenting adalah sudah mengikuti pendidikan, yaitu sudah masuk sekolah, sudah ikut proses belajar dan mengajar, sudah mengikuti ujian, lulus dan mendapatkan ijazah. Masyarakat belum menyadari bahwa mestinya di balik keberadaan itu ada isi, dan isi itu ada kualitasnya. Ada namun tidak ada isinya itu, maka akan mirip dengan ketidak-adanya. Lulus dan mendapatkan ijazah tetapi kemampuannya belum menggambarkan apa yang berada di balik ijazah yang diperolehnya itu. Itulah sebenarnya persoalan pendidikan kita, yaitu persoalan kualitas hasil yang diraih. Sedangkan moral dan karakter bangsa berada di balik kualitas itu, dan bukan sebatas berada pada adanya itu.” Jelas bapak tiga anak ini.
Hal senada di utarakan oleh guru pramuka Ariefuddin(20), “Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang mampu mengantarkan bangsa ini meraih cita-citanya yang luhur, yaitu menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Cita-cita itu juga secara lebih operasional dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tentu pendidikan yang menghasilkan orang seperti digtambarkan itu adalah pendidikan yang berkualitas.”
Editor : Adika Fadil Utomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar