Minggu, 22 Mei 2016

Tempe Alakatak Berselimut Daun Jati






Cikarang Barat (22/05) - Tempe alakatak hanya bisa ditemukan di daerah Weru, Sukoharjo dan Candi, Gunung Kidul. Selain di daerah itu saya jamin pasti tidak akan menemukan makanan tersebut. Kami biasanya tidak memasak alakatak ini sendiri, tapi membelinya di pasar tradisional pagi hari dekat rumah, namanya pasar Cakruk.

Tempe Alakatak ini terbuat dari kacang-kacangan atau lebih dikenal dengan Benguk, rasanya seperti camilan kacang mete, sangat gurih di lidah bercampur minyak. Biasanya tempe ini dibuat dengan tambahan mie dari tepung singkong. Karena warnanya yang kekuning-kuningan memakai kunir, maka tempe ini juga kadang disebut sebagai Tempe Kuning. Sedang untuk mienya sendiri biasanya ada 2 warna yaitu putih dan kuning, apabila digigit rasanya kenyal seperti pasta setengah matang. Tempe ini biasa dibungkus memakai daun jati, jadi semuanya masih memakai bahan yang alami.

Eits, walau harganya sebungkus berkisar Rp.500,- sampai Rp. 1.000,- makanan endemik yang satu ini sangat dirindu bagi siapa saja perantau asal Kecamatan Weru. Setiap lebaran datang dan para perantau pulang, alakatak ini pasti diserbu habis di pasar. Biasanya alakatak dimakanselagi hangat, ada taburan bawang goreng di atasnya dan akan tambah nikmat apabila dilengkapi dengan cabai rawit, pokok’e maknyus. Biasanya trah Mbah Citro menambahkan kerupuk Kelir (kerupuk berwarna merah muda-putih khas desa Kelir, Weru) sebagai teman makan alakatak, kriuk-kriuk. Seperti gambar di bawah ini, teman!

Penulis : Muhammad Rizcky
Editor : Muhammad Rizcky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar