Selasa, 24 Mei 2016

Pemerintah, Bukalah Mata Anda



Cikarang (08/05) - Pendidikan di Indonesia begitu sangat memprihatinkan, mengapa? Karena pendidikan di Indonesia tidak diberlakukan secara merata. Hal ini terlihat dari beberapa wilayah di Indonesia yang penduduknya tidak terkena campur tangan pemerintah dalam bidang pendidikan. Masih banyak anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang sudah ditetapkan pemerintah.

”Kita tahu bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta dan sekitarnya saja, Indonesia itu adalah sabang sampai marauke, lalu mengapa hanya kota-kota metropolitan saja yang diberikan fasilitas pendidikan yang baik. Bagaimana dengan bagian wilayahnya yang kecil atau terpencil? Saya sering melihat berita mengenai kurangnya pendidikan yang kurang merata di bagian wilayang terpencil.” Ujar Aji Saka Purba (30) yang tinggal di Jln. Flamboyan Cibitung-Bekasi.


Penulis : Muhammad Rizcky
Editor : Putri Noviyanti

Bangsa Indonesia Harus Mandiri



Cikarang (18/05) - Hari Kebangkitan Nasional adalah hari yang sangat penting untuk bangsa Indonesia. Biasanya dikenal dengan HARKITNAS. Di peringati disetiap tanggal 20 Mei. Setiap memperingati Hari Kebangkitan Nasional biasanya masyarakat Indonesia berharap agar para pemuda pemudi memiliki sikap nasionalisme dan jiwa bela negara yang lebih baik dari sebelumnya.

Genta Ashara (16) mengatakan bahwa ”Kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, harus selalu memiliki jiwa Nasionalisme untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan untuk menjadi Indonesia lebih maju dan generasi muda Indonesia harus selalu berperan aktif dalam membangun bangsa yang lebih kreatif, inovatif dan dapat bersaing dengan bangsa lain”.

”Dan kita sebagai generasi penurus harus mengamalkan jasa-jasa para pahlawan yang dahulu rela bertumpah darah untuk memperjuangkan bangsa Indonesia. Kita tidak boleh bergantung pada bangsa lain dalam membangun bangsa Indonesia, karena jika terus bergantung pada bangsa lain kita sebagai bangsa penerus akan merasa malu kepada para pahlawan yang telah berjuang mati-matian untuk bangsa ini.” Tambah Genta yang bertempat tinggal Taman Aster G6 No.6 Kec. Cikarang Barat-Bekasi.


Penulis : Muhammad Rizcky
Editor : Putri Noviyanti

Minggu, 22 Mei 2016

Pelopor Kebangkitan Nasional

Bekasi (22/05) - Kebangkitan Nasional merupakan masa bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun oleh Negara Belanda.

Kebangkitan Nasional ditandai dengan 2 peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Organisasi Boedi Oetomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. R. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo pada awalnya bukan organisasi politik, tetapi lebih bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Namun seiring waktu Boedi Oetomo kemudian menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia.

Karena menjadi pelopor bagi lahirnya berbagai organisasi kebangsaan lainnya di Indonesia, maka tanggal kelahiran Boedi Oetomo, yakni 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Penulis : Mitha Putri Utami
Editor : Muhammad Rizcky

Gulali Manis





Bekasi (22/05) - Gulali adalah sejenis penganan yang dibuat dari pintalan gula yang dibakar terlebih dahulu. Penganan ini pertama kali diperkenalkan pada 1904 oleh William Morrison dan John C. Wharton, di St. Louis World's Fair dengan nama "Fairy Floss" (benang peri) dengan sukses besar.

Gulali dibuat dari gula yang diberi pewarna makanan. Mesin gulali modern bekerja dengan cara yang sama dengan mesin-mesin yang lama. Bagian tengah mesin itu terdiri dari sebuah wadah kecil. Ke dalamnya dimasukkan gula dan pewarna makanan. Pemanas dekat tepian wadah itu mencairkan gulanya, yang kemudian diputar melalui lubang-lubang kecil dan hasilnya dipadatkan oleh udara. Kemudian benang-benang itu dikumpulkan pada sebuah wadah logam yang besar. Operator mesin memutar-mutar sepotong kayu kecil atau sebuah kerucut karton (orang yang lebih berpengalaman biasanya menggunakan tangan mereka sendiri) sekeliling tepian wadah besar penangkap gulali untuk mengumpulkannya.

Sebagian besar gulali terdiri dari udara sehingga hasilnya seringkali besar. Sebuah kerucut gulali biasanya mencapai ukuran sebesar bola basket. Memakan gulali biasanya adalah bagian dari kunjungan ke pasar malam atau sirkus. Warna gulali yang paling populer adalah merah jambu. Favorit yang lain adalah campuran warna merah jambu, ungu dan biru. Harga gulali cukup terbilang murah karena dengan harga RP.10.000,- kamu bisa mendapatkan gulali manis yang manisnya seperti kamu.


Penulis :  Fajar Mardiansyah
Editor : Muhammad Rizcky

Tempe Alakatak Berselimut Daun Jati






Cikarang Barat (22/05) - Tempe alakatak hanya bisa ditemukan di daerah Weru, Sukoharjo dan Candi, Gunung Kidul. Selain di daerah itu saya jamin pasti tidak akan menemukan makanan tersebut. Kami biasanya tidak memasak alakatak ini sendiri, tapi membelinya di pasar tradisional pagi hari dekat rumah, namanya pasar Cakruk.

Tempe Alakatak ini terbuat dari kacang-kacangan atau lebih dikenal dengan Benguk, rasanya seperti camilan kacang mete, sangat gurih di lidah bercampur minyak. Biasanya tempe ini dibuat dengan tambahan mie dari tepung singkong. Karena warnanya yang kekuning-kuningan memakai kunir, maka tempe ini juga kadang disebut sebagai Tempe Kuning. Sedang untuk mienya sendiri biasanya ada 2 warna yaitu putih dan kuning, apabila digigit rasanya kenyal seperti pasta setengah matang. Tempe ini biasa dibungkus memakai daun jati, jadi semuanya masih memakai bahan yang alami.

Eits, walau harganya sebungkus berkisar Rp.500,- sampai Rp. 1.000,- makanan endemik yang satu ini sangat dirindu bagi siapa saja perantau asal Kecamatan Weru. Setiap lebaran datang dan para perantau pulang, alakatak ini pasti diserbu habis di pasar. Biasanya alakatak dimakanselagi hangat, ada taburan bawang goreng di atasnya dan akan tambah nikmat apabila dilengkapi dengan cabai rawit, pokok’e maknyus. Biasanya trah Mbah Citro menambahkan kerupuk Kelir (kerupuk berwarna merah muda-putih khas desa Kelir, Weru) sebagai teman makan alakatak, kriuk-kriuk. Seperti gambar di bawah ini, teman!

Penulis : Muhammad Rizcky
Editor : Muhammad Rizcky

Indonesia Masih Krisis Rasa Nasionalisme



Setu (21/05) - Hari Kebangkitan Nasional adalah hari besar yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonsesia,Sejak 70 Tahun merdeka Indonesia masih saja belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya,maka dari itu hari kebangkitan nasional sangatlah pantas untuk dijadikan sebuah motivasi kebangkitan pada masyarakat untuk bersatu padu bangkit demi kemajuan bangsa ini menjadi lebih baik.

Seperti dikutip dari pernyataan seorang pekerja yang bernama Hasan Basri (20) pada Jum’at (20/05) pukul 18.52 WIB tentang hari Kebangkitan Nasional, “Kebangkitan Nasional Merupakan masa dimana telah bangkitnya rasa semangat persatuan, dan sifat nasionalisme untuk kesadaran memperjuangkan kemerdekaan”tegasnya.

Kemerdekaan memang tak akan ada bila rasa persatuan, dan rasa nasionalisme tak sedikit pun melekat pada masing-masing  diri warga  negara yang ada di negeri ini. “Saling merangkul dan menjaga sikap toleransi antar umat beragama,suku dan budaya,lalu bersama –sama membangun Indonesia yang lebih baik, walaupun setiap individu memiliki keahlian namun tetaplah kerja sama yang paling penting “tutupnya.

Penulis : Ade Sahid
Editor : Muhammad Rizcky