Minggu, 17 April 2016

Perjalanan Dari SMA Hingga Sekarang

Siapa yang akan mengira bahwa saya akan menjadi lulusan dari sekolah tersebut. Pada awalnyapun saya tidak menyangka, niat sedikitpun untuk masuk ke SMA tersebutpun tidak ada sama sekali. Saat itu saya sangat ingin masuk ke SMAN 3 KOTA BEKASI, tapi allah memberi jalan yang lain. Gelar” kelas atlit” yang berada di SMAN 3 KOTA BEKASI sudah dicabut pemerintah dan berpindah ke SMAN 8. Apaboleh buat?? Untung mendukung kegiatan olahraga yang sudah mendarah daging dalam tubuh saya “angkat besi” sayapun pada akhirnya memasukan formulir pendaftaran saya ke SMAN 8. Dan pada akhirnya sayapun diterima berkat nilai murni dan beberapa piagam-piagam yang pernah saya raih. Awal masuk sekolah saya merasa sangat asing, karena saya berasal dari olahraga individual. Tidak banyak yang berkenalan dengan saya, mungkin karena mereka takut karena telah mengetahui asal usul olahraga yang saya geluti. Tetapi saya fikir, saya harus punya banyak teman, karena saya tidak akan bisa sendiri. Dan dengan setengah hati saya mencoba mendekatkan diri dengan gerombolan anak voli! Haha cukup menantang bukan. Mereka banyak denga perawakan tinggi besar sedangkan saya? Pendek dan agak gendut haha menyedihkan.

            Singkat cerita pada awal memasuki kelas X.5 kamipun cocok dan berteman cukup dekat, disinilah dimulai pengalaman SMA saya yang bisa dibilangkan masa terakhir saya memakai seragam sebagai murid. Tidak terlalu menarik diawal, tapi setelah satu dua kali saya pergi bertanding dan sekolah memberikan uang saku beserta penghargaan tertentu dari situlah saya mulai merasa bangga terhadap SMAN 8 KOTA BEKASI! haha karena disitulah saya merasa olahraga yang saya geluti dihargai juga oleh pihak sekolah dan benar-benar tidak dipandang sebelah mata. Dan itu juga sangat membantu semangat saya untuk sekolah dan latihan. Teman pun mulai banyak berdatangan dengan sendirinya dari kalangan kakak kelas, cewe cantik, cewe gaul, cowo kece plus tajir dan banyak lagi karena mereka bilang penasaran apakah saya benar atlit angkat besi. Ada rasa bangga akan diri sendiri, malu karena ada juga yang beranggapan negatif, dibilang wanita jadi-jadian lah dan banyak lagi. Tapi itu semua berlalu seiring watu berjalan.

            Tibalah kita ke cerita saya selanjutnya, dikelas XI.IPS 7. Dikelas 11 ini saya kehilangan 3 teman baik saya karena mereka memutuskan mengambil jurusan yang berbeda. Sedih rasanya karena tidak ada lagi kekompakan diantara kita. Tapi yang namanya pilihan ya harus dipilih dan resikonya harus diterima. Pada klas 11 saya semakin dikenal oleh bnyak orang di SMA ini. Lebih tepatnya saya dikenal dengan “si kuat” haha panggilan yang cukup mengejek bukan?? Pada kelas 11 ini saya mengikuti suatu ajang pertandingan tingkat dunia yang bertempatkan di uzbekistan. Siapa yang sangka sekolah mengijinkan saya untuk mengambil dispensasi selama satu bulan!!!!! Dengan nilai yang dijamin aman dan tentunya dibekali dengan uang saku yang tidak sedikit. Ahhhh, senangnya hati ini kala itu dan semakin bangga saja rasanya diri ini, merasa sama sekali tidak salah masuk sekolah. Setelah pemusatan latihan dijakarta selama 2minggu dan berada di uzbekistan selama 2minggu akhirnya tibalah waktunya saya untuk kembali ke aktifitas semula dan kembali ke sekolah tercinta. Dengan perolehan 5 besar dunia. Sayapun langsung dipanggil kepala sekolah dan diberikan sesuatu untuk prestasi saya saat itu. Temanpun semakin bertambah banyak sejak diumumkannya prestasi baru saya saat upacara bendera saat itu. Bangga bukan main hati saya kala itu. Mulai dari situlah saya percaya seseorang dipandang bukan karena paras atau kekayaannya, tapi karena prestasi yang telah dia raih. Cukup disini pengalaman kelas 11 saya ya, agak terharu saya menulisnya hehe.

            Tibalah saya di kelas XII. IPS 7. Benar-benar masa terakhir saya SMA. Rasanya baru kemarin saya menginjakan kaki di sekolah ini, dan sekarang tinggal beberapa langkah lagi saya harus meninggalkan sekolah ini. Siap tidak siap saya harus menghadapi masa depan yang menurut saya lebih kejam. Disini saya harus mengorbankan sedikit waktu latihan saya untuk belajar, karena bagaimanpun juga saya mau semua yang saya jalani harus memiliki nilai yang baik, walaupun tidak sempurna yang saya dapat. Pedalaman materi, bimbel, dan sebagainya saya ikuti demi mendapati nilai yang saya inginkan. Tidak banyak pertandingan yang saya ikuti saat saya menginjak kelas 12. Hanya 2 pertandingan yang saya ikuti dan itu benar-benar penting untuk status pelatnas saya. Lain halnya ketika saya duduk dikelas 11, saya bisa mengikuti 4 pertandingan sekaligus dalam setengah semester, kebayang kan saya hanya masuk berapa kali saat ituuu haha. Untungnya tidak sedikit guru yang membantu ketertinggalan saya, so... that easy right?? Kembali lagi pada kelas 12, try out, ujian praktek, uts, uas, dan akhirnya pun ujian nasional sudah saya lalui. Waktu memang tidak bisa diputar kembali, rasa sesalpun hanya bisa dikenang saat ini. Saya lulus dari SMA 8 dengan nilai rata-rata 8, cukup sebanding bila dibandingkan dengan dikorbankannya latihan dan pertandingan saya. Saya menjadi alumni dengan perasaan bangga sekali karena saya merasa prestasi saya telah diperhatikan. Terimakasih SMA 8, terimaksih sekolahku, kebanggaanku.
            Sekian cerita pengalaman sekolah saya, hanya ini yang bisa saya ungkapkan, pesan saya untuk adik adik saya yang masih bersekolah disana, jagalah nama baik sekolah kita seperti aku yang selalu membawa nama baik sekolah ini, manfaatkanlah waktumu untuk sesuatu yang bermanfat, jangan pernah ragu dengan apa yang sudah menjadi pilihanmu, dan banggalah menjadi dirimu sendiri!!!!

Terimakasih. 

Penulis : Dwi Mayassah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar