Siapa yang akan
mengira bahwa saya akan menjadi lulusan dari sekolah tersebut. Pada awalnyapun
saya tidak menyangka, niat sedikitpun untuk masuk ke SMA tersebutpun tidak ada
sama sekali. Saat itu saya sangat ingin masuk ke SMAN 3 KOTA BEKASI, tapi allah
memberi jalan yang lain. Gelar” kelas atlit” yang berada di SMAN 3 KOTA BEKASI
sudah dicabut pemerintah dan berpindah ke SMAN 8. Apaboleh buat?? Untung
mendukung kegiatan olahraga yang sudah mendarah daging dalam tubuh saya “angkat
besi” sayapun pada akhirnya memasukan formulir pendaftaran saya ke SMAN
8. Dan pada akhirnya sayapun diterima berkat nilai murni dan beberapa
piagam-piagam yang pernah saya raih. Awal masuk sekolah saya merasa sangat
asing, karena saya berasal dari olahraga individual. Tidak banyak yang
berkenalan dengan saya, mungkin karena mereka takut karena telah mengetahui
asal usul olahraga yang saya geluti. Tetapi saya fikir, saya harus punya banyak
teman, karena saya tidak akan bisa sendiri. Dan dengan setengah hati saya
mencoba mendekatkan diri dengan gerombolan anak voli! Haha cukup menantang
bukan. Mereka banyak denga perawakan tinggi besar sedangkan saya? Pendek dan
agak gendut haha menyedihkan.
Singkat cerita pada awal memasuki
kelas X.5 kamipun cocok dan berteman cukup dekat, disinilah dimulai pengalaman
SMA saya yang bisa dibilangkan masa terakhir saya memakai seragam sebagai
murid. Tidak terlalu menarik diawal, tapi setelah satu dua kali saya pergi
bertanding dan sekolah memberikan uang saku beserta penghargaan tertentu dari
situlah saya mulai merasa bangga terhadap SMAN 8 KOTA BEKASI! haha karena
disitulah saya merasa olahraga yang saya geluti dihargai juga oleh pihak
sekolah dan benar-benar tidak dipandang sebelah mata. Dan itu juga sangat
membantu semangat saya untuk sekolah dan latihan. Teman pun mulai banyak
berdatangan dengan sendirinya dari kalangan kakak kelas, cewe cantik, cewe
gaul, cowo kece plus tajir dan banyak lagi karena mereka bilang penasaran
apakah saya benar atlit angkat besi. Ada rasa bangga akan diri sendiri, malu
karena ada juga yang beranggapan negatif, dibilang wanita jadi-jadian lah dan
banyak lagi. Tapi itu semua berlalu seiring watu berjalan.
Tibalah kita ke cerita saya
selanjutnya, dikelas XI.IPS 7. Dikelas 11 ini saya kehilangan 3 teman baik saya
karena mereka memutuskan mengambil jurusan yang berbeda. Sedih rasanya karena
tidak ada lagi kekompakan diantara kita. Tapi yang namanya pilihan ya harus
dipilih dan resikonya harus diterima. Pada klas 11 saya semakin dikenal oleh
bnyak orang di SMA ini. Lebih tepatnya saya dikenal dengan “si kuat” haha
panggilan yang cukup mengejek bukan?? Pada kelas 11 ini saya mengikuti suatu
ajang pertandingan tingkat dunia yang bertempatkan di uzbekistan. Siapa yang
sangka sekolah mengijinkan saya untuk mengambil dispensasi selama satu
bulan!!!!! Dengan nilai yang dijamin aman dan tentunya dibekali dengan uang
saku yang tidak sedikit. Ahhhh, senangnya hati ini kala itu dan semakin bangga
saja rasanya diri ini, merasa sama sekali tidak salah masuk sekolah. Setelah
pemusatan latihan dijakarta selama 2minggu dan berada di uzbekistan selama
2minggu akhirnya tibalah waktunya saya untuk kembali ke aktifitas semula dan
kembali ke sekolah tercinta. Dengan perolehan 5 besar dunia. Sayapun langsung
dipanggil kepala sekolah dan diberikan sesuatu untuk prestasi saya saat itu.
Temanpun semakin bertambah banyak sejak diumumkannya prestasi baru saya saat
upacara bendera saat itu. Bangga bukan main hati saya kala itu. Mulai dari
situlah saya percaya seseorang dipandang bukan karena paras atau kekayaannya,
tapi karena prestasi yang telah dia raih. Cukup disini pengalaman kelas 11 saya
ya, agak terharu saya menulisnya hehe.
Tibalah saya di kelas XII. IPS 7.
Benar-benar masa terakhir saya SMA. Rasanya baru kemarin saya menginjakan kaki
di sekolah ini, dan sekarang tinggal beberapa langkah lagi saya harus
meninggalkan sekolah ini. Siap tidak siap saya harus menghadapi masa depan yang
menurut saya lebih kejam. Disini saya harus mengorbankan sedikit waktu latihan
saya untuk belajar, karena bagaimanpun juga saya mau semua yang saya jalani
harus memiliki nilai yang baik, walaupun tidak sempurna yang saya dapat.
Pedalaman materi, bimbel, dan sebagainya saya ikuti demi mendapati nilai yang
saya inginkan. Tidak banyak pertandingan yang saya ikuti saat saya menginjak
kelas 12. Hanya 2 pertandingan yang saya ikuti dan itu benar-benar penting
untuk status pelatnas saya. Lain halnya ketika saya duduk dikelas 11, saya bisa
mengikuti 4 pertandingan sekaligus dalam setengah semester, kebayang kan saya
hanya masuk berapa kali saat ituuu haha. Untungnya tidak sedikit guru yang
membantu ketertinggalan saya, so... that
easy right?? Kembali lagi pada kelas 12, try out, ujian praktek, uts, uas,
dan akhirnya pun ujian nasional sudah saya lalui. Waktu memang tidak bisa diputar
kembali, rasa sesalpun hanya bisa dikenang saat ini. Saya lulus dari SMA 8
dengan nilai rata-rata 8, cukup sebanding bila dibandingkan dengan
dikorbankannya latihan dan pertandingan saya. Saya menjadi alumni dengan
perasaan bangga sekali karena saya merasa prestasi saya telah diperhatikan.
Terimakasih SMA 8, terimaksih sekolahku, kebanggaanku.
Sekian cerita pengalaman sekolah
saya, hanya ini yang bisa saya ungkapkan, pesan saya untuk adik adik saya yang
masih bersekolah disana, jagalah nama baik sekolah kita seperti aku yang selalu
membawa nama baik sekolah ini, manfaatkanlah waktumu untuk sesuatu yang
bermanfat, jangan pernah ragu dengan apa yang sudah menjadi pilihanmu, dan
banggalah menjadi dirimu sendiri!!!!
Terimakasih.
Penulis : Dwi Mayassah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar