BEKASI ( 06/08 ) Indonesia
menargetkan tiga medali emas pada Olimpiade Rio 2016, yang akan dibuka di Rio
de Janeiro, Brasil, Jumat (05/08) malam waktu setempat atau Sabtu (06/08) pagi
waktu Indonesia.
Dari tiga target medali emas itu, dua emas diharapkan
pemerintah diraih oleh cabang olahraga bulu tangkis dan satu dari angkat besi.
“Karena dari evaluasi kami dan (melihat) pemeringkatan
prestasi atlet dua tahun terkahir, yang secara realistis meraup emas ya dua
(cabang olahraga itu). Jadi kami harus berikan gambaran utuh yang benar kepada
masyarakat,” ungkap Deputi Peningkatan Prestasi Olah Raga Kemenpora, Gatot S.
Dewa Broto.
Pada Olimpiade kali ini, Indonesia mengirimkan 28 atlet
dari tujuh cabang olahraga; bulutangkis, atletik, panahan, dayung, angkat besi,
balap sepeda dan renang.
Jumlah atlet Indonesia yang lulus seleksi ini, lebih
banyak daripada jumlah atlet pada Olimpiade London 2012, yaitu 22 atlet, dan
Olimpiade Beijing 2008, sebanyak 24 atlet.
Gatot mengingatkan, lebih banyaknya jumlah atlet bukan
berarti membuat perolehan medali lebih banyak pula.
“Itu harapan (saja) ya. Jangan dilihat apple to apple.
Jumlah atlet 28, jangan dianggap setengahnya akan dapat medali. Kami berkali katakan,
jumlah atlet tidak berbanding lurus dengan perolehan medali. Hitung-hitungannya
kita lihat dari prestasi atlet.”
Sebelumnya, pada Olimpiade London 2012, kontingen
Indonesia paceklik emas.
‘Tradisi’ emas di cabang olahraga bulu tangkis, urung diraih.
Indonesia hanya memperoleh satu perak dan satu perunggu dari angkat besi.
Peringkat Indonesia pun anjlok ke posisi 63, dari posisi 42 pada Olimpiade
Beijing 2008.
Emas yang belum terjawab
Optimisme yang didasarkan pada perbaikan persiapan dan
prestasi jelang Olimpiade itu, diakui Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi yang
meraih masing-masing satu perunggu di Olimpiade London 2012 dan Olimpiade
Beijing 2008.
Saat dihubungi BBC Indonesia, Eko, yang sudah berada di
Rio de Janeiro mengungkapkan, jika pada Olimpiade 2012 persiapan baru dilakukan
empat bulan jelang Olimpiade, tahun ini persiapan dilakukan sejak lebih tujuh
bulan sebelum pesta olahraga terakbar itu dimulai.
“Akomodasi untuk atlet pun ditambah dari Rp200.000
menjadi Rp500.000 per hari. (Alhasil) dari angkatan, prestasi latihan, juga
lebih baik dari persiapan waktu Olimpiade 2012 dulu,” ungkapnya.
Eko menuturkan jika pada persiapan
Olimpiade London rekor beban yang berhasil diangkatnya adalah 317 kg, maka pada
persiapan Olimpiade Rio, rekornya mencapai 325 kg.
Namun, kata Eko itu masih di bawah target
335 kg, karena “saingan terberat, dari Cina, angkatannya mencapai 333 kg”.
“Makanya sekarang target emas (yang
disebut pemerintah) itu belum bisa dijawab. Tapi kita harapkan (nanti) di
panggung tercapai,” papar Eko.
Untuk memacu semangat atlet, pemerintah
juga menjanjikan bonus Rp5 miliar untuk peraih medali emas, Rp2 miliar untuk
perak dan Rp1 miliar untuk perunggu.
Nilai tersebut lebih besar daripada bonus
saat Olimpiade London 2012, yang mana Rp1 miliar diberikan kepada peraih emas
(saat itu tidak ada), Rp400 juta untuk peraih medali perak dan Rp200 juta untuk
perunggu.
“Kalau untuk menambah motivasi itu pasti.
Kita senang. Tapi kita tidak mengharapkan bonusnya dulu. Untuk mengharapkan itu
kan perlu medalinya dulu,” pungkas Eko.
Diragukan
Namun, optimisme pemerintah itu
diragukan.
Meskipun mengakui cabang olahraga
bulutangkis paling berpotensi meraih emas, wartawan olahraga senior Indonesia,
Atman Ahdiat menilai Indonesia “harus bekerja lebih keras lagi, karena
persiapan cabang bulutangkis tidak jauh berbeda dengan saat Olimpiade London”.
Berkaca pada pelaksanaan
turnamen Indonesia Open 2016 dan Piala Thomas-Uber 2016, kontingen Indonesia
disebutnya “kurang spirit of fighting, stamina cepat kendor. Seharusnya
latihan harus ditingkatkan lagi.”
Di dua kejuaraan itu, Indonesia tidak
meraih gelar juara.
Atman juga menyangsikan atlet angkat besi
Indonesia dapat meraih emas. “Mempertahankan yang lalu (perak, perunggu) itu
sudah bagus. Karena ini pesaingnya berat, dari Cina dan Kolombia.”
Dia menekankan kelemahan paling mendasar
kontingen Indonesia secara umum adalah kurang jam terbang dalam kompetisi
internasional.
“Karena yang namanya olahraga, kita
ditempa kompetisi. Tapi selama ini kita lihat, atlet-atlet cabang apapun itu,
kecuali bulutangkis, atlet kita itu lebih banyak latihan dan latihan. Padahal
faktor utamanya itu kompetisi. Dari kompetisilah mereka terus (terasah), siap
bertanding, apalagi kalau pertandingan luar negeri. Ini memang kembali lagi ke
urusan dana.”
“Tidak juga. Anda lihat dayung itu, rowing itu berkali-kali ikut, panahan itu
berkali-kali ikut. Kalau anggaran negara kami akui kurang, tetapi kalau try out
itu cukup kok,” tegas Gatot S. Dewa Broto.
Bagaimanapun, pemerintah mengaku telah
mengucurkan Rp35 miliar untuk akomodasi dan keberangkatan 28 atlet Indonesia ke
Brazil. Ini termasuk penerbangan kelas bisnis “karena perjalanan jauh”.
Sekarang masyarakat hanya bisa menunggu
apakah lagu Indonesia Raya akan berkumandang kembali di ajang olahraga dunia
empat tahun sekali ini, atau tidak.
Komisi X DPR-RI yang membidangi Olahraga,
Pendidikan, Pariwisata dan Kebudayaan, berharap para atlet yang akan berjuang
di perhelatan Olimpiade Rio de Janeiro 2016 Brasil, mampu berbuat yang terbaik.
Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Rio de Janeiro Brasil
itu akan dilepas Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu
(22/6/2016)siang.
Tercatat
25 atlet akan mewakili Indonesia dibeberapa cabang yang dipertandingkan di
Olimpiade Brasil kali ini. Kontingen Indonesia masih berpeluang menambah
skuadnya karena masih memiliki harapan dari cabang olahraga Renang dan Voli
Pantai.
Ketua
Komisi X DPR-RI Teuku Riefky Harsya mengatakan, kebanggaan akan keberhasilan
dan perjuangan merupakan hal yang sangat penting menjadi pegangan setiap atlit
yang mewakili bangsa Indonesia di setiap event termasuk di Olimpiade Brasil
nanti.
"Selamat
berjuang semoga kesuksesan selalu menyertai pejuang-pejuang olahraga di
olimpiade nanti. Kami keluarga besar Komisi X tentu akan mendukung secara moril
dan doa dengan harapan setiap atlit yang berlaga di olimpiade Brasil mampu
memberikan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia tentunya dengan mengibarkan
Merah Putih lebih tinggi dari negara lain," kata Teuku Riefky Harsya kepada
wartawan.
Politisi
Partai Demokrat dari Dapil Aceh ini berharap, para atlit itu harus fokus,
disiplin, kerja keras serta tidak boleh menganggap enteng lawan yang akan
menjadi rival mereka. Pasalnya, untuk perhelatan sebesar olimpiade, para
peserta dari negara lain dipastikan sudah menyiapkan para atlitnya dengan baik.
Untuk
itu, selama perhelatan nanti, para Atlit diharapkan tak memikirkan hal lain
diluar intruksi pelatih untuk menerapkan strategi yang terbaik dalam setiap
pertandingan. Dengan fokus dan kerja keras, keberhasilan pasti bisa diraih.
"Selama
berada disana, para atlit tak boleh terbebani atau memikirkan hal lainnya.
Harus fokus dan terus berlatih serta tentunya menjalankan intruksi pelatih,
agar strategi bisa berjalan dengan baik untuk meraih hasil yang membanggakan.
Percayalah, kami di Indonesia akan terus mendukung kalian. Selamat bertanding
para pejuang," pungkasnya. Indonesia untuk sementara meloloskan 26 atlet
ke Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Tambahan dua atlet didapat dari kemenangan
tim panahan recurve putra pada Kejuaraan Dunia di Antalya, Turki,
11-12 Juni.
Pada kejuaraan yang masuk perhitungan kualifikasi Olimpiade 2016 itu, trio pepanah Indonesia, Riau Ega Agata Salsabilla, Muhammad Hanif, dan Hendra
Wijaya, tampil sebagai yang terbaik seusai mengalahkan Prancis, 6-0,
Sebelumnya, nama Riau Ega sudah masuk sebagai Olimpian tahun ini setelah
lolos kualifikasi pada nomor recurve perorangan putra.
Total, panahan mengirim empat atlet, yakni Riau Ega (recurve perorangan putra
dan recurve beregu putra), Hanif dan Hendra (recurve beregu
putra), serta Ika Yuliana Rochmawati (recurve perorangan putri).
"Semoga keberhasilan tim panahan ini
bisa menular ke voli pantai, renang, dan atletik," kata Manajer Strength
and Conditioning Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Kelana
Sukma Anggun Jatnika, yang dilansir dari siaran pers Pengurus Besar Persatuan
Panahan Seluruh Indonesia (PB Perpani). Indonesia berpeluang menambah kuota
atlet dari voli pantai, atletik, dan renang. Ketiga cabang olahraga ini masih
punya satu kesempatan pada masing-masing turnamen yang juga masuk perhitungan
kualifikasi Olimpiade 2016.
Sejauh ini, jumlah atlet yang lolos ke Olimpiade 2016 sudah melampaui jumlah atlet pada
Olimpiade 2012 London. Pada Olimpiade tersebut, Indonesia hanya diperkuat 23
atlet dan tiga di antaranya lolso dengan wild card.
Berikut jumlah atlet yang lolos ke Olimpiade 2016 berdasarkan cabang olahraga.
Atletik: 1
Angkat besi: 7
Balap sepeda: 1
Bulu tangkis: 10
Dayung: 2
Panahan: 4
Renang: 1 ( wild card )
Kementerian Pemuda dan Olahraga mengingatkan atlet Indonesia
yang bertanding di Olimpiade terkait keamanan di tempat perhelatannya di Rio de
Janeiro, Brazil.
Kendati keadaan di sana oke menurut IOC dan
laporan Dubes Indonesia di Brazil, tapi bukan berarti semua beres dan tidak ada
pernak-pernik, ini harus diperhatikan," kata Deputi IV Bidang Olah Raga
Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto saat dihubungi.
Masalah keamanan tersebut, kata Gatot, perlu
diperhatikan seluruh tim Olimpiade karena pihaknya juga mendapatkan informasi
bahwa situasi di Brazil bisa dikatakan masih fluktuatif seperti ada pemogokan
di beberapa tempat.
Tapi menurut beliau yang melegakan adalah rakyat Brazil tidak
ingin kehilangan momentum Olimpiade," ujar dia.
Lebih lanjut Kemenpora mengimbau para atlet agar tidak
berkeliaran keluar penginapan atau arena jika tidak diperlukan meskipun telah
dikawal keamanan terutama ke tempat yang tidak terlalu aman.
Jadi kami minta pak Raja Sapta Oktohari agar dia cerewet
ampun-ampunan dan memastikan bahwa dari menit ke menit dia memantau tim walau
ada jaminan dari pemerintah Brazil atas keamanan atlet, official dan pelatih
benar dilindungi oleh 20 ribu petugas kepolisian yang dikerahkan," ucap
Gatot.
Selain mempercayakan pada tim di Rio, Gatot
menjelaskan tim olimpiade akan dibantu oleh pihak Kedutaan Indonesia di Brazil
yang membuka kantor sementara di Rio de Janeiro selama gelaran olimpiade.
Ini kami juga harus menyampaikan rasa terima
kasih bagi KBRI yang sesungguhnya berkantor di Brazilia, namun membuka kantor
sementara di Rio selama Olimpiade dan anggarannya langsung oleh Kementerian
Luar Negeri dengan tujuan mengawal tim kita," ucapnya.
Seluruh
atlet tersebut mewakili tujuh cabang olahraga (cabor), yaitu bulu tangkis,
angkat besi, dayung, atletik, panahan, renang, serta sepeda BMX. Acara pelepasan
dihadiri Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Olimpiade Raja Sapta Oktohari,
Wakil Ketua KOI Muddai Madang, dan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Gatot
S Dewa Broto di KOI FX Tower, Jakarta.
Kontingen yang berangkat terbagi atas dua kloter. Rombongan pertama terdiri
atas 10 pebulutangkis, dua atlet atletik, dan empat pemanah. Kloter kedua yakni
cabor renang akan berangkat pada 3 Agustus.
ATLET INDONESIA KE OLIMPIADE
CABOR NOMOR NAMA
Atletik Lompat jauh Maria Natalia Londa
100 m putra Sudirman Hadi
Angkat Besi 62 kg putra Eko Yuli
Irawan
62 kg putra M Hasbi
69 kg putra Triyanto
69 kg putra Deni
69 kg putra I Ketut Ariyana
48 kg putri Sri Wahyuni
53 kg putri Dewi Safitri
*) Satu atlet kelas 69 kg akan naik ke kelas 77 kg
Panahan Single recurve putri Ika Yuliana
Team recurve putra Riau Egha S Agatha
Muhammad Hanif
Hendra
Dayung Single sculls putra La Memo
Single sculls putri Dewi Yuliawati
Bulu Tangkis Tunggal putra Tommy Sugiarto
Tunggal putri Linda Wenifanetri
Ganda putri Greysia Polii
Nitya K Maheswari
Ganda putra Mohammad Ahsan
Hendra Setiawan
Ganda campuran Tontowi Ahmad
Liliyana Natsir
Praveen Jordan
Debby susanto
Balap Sepeda BMX Toni Syarifudin
Renang 100 m gaya kupu putra Glenn Victor S
200 m gaya punggung putri Yessy Venisia Y
Ketua Delegasi Indonesia atau Chief de Mission (CDM)
untuk Olimpiade Rio 2016, Raja Sapta Oktohari, mengatakan semua atlet yang
mengikuti ajang 4 tahunan di Brasil itu berpotensi membawa pulang medali.
Kalau ditanya, ‘Oh itu enggak rasional’, menurut saya itu
yang paling rasional. Semua atlet yang berangkat ke Olimpiade itu niatnya cuma
satu, membawa pulang medali ke Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Okto ini
dalam wawancara khusus dengan Rappler pada 28 Juli, sehari sebelum berangkat ke
Rio.
Indonesia mengirimkan 28 atlet dari 7 cabang olahraga,
yaitu bulu tangkis, renang, dayung, balap sepeda (BMX), atletik, panahan, serta
angkat besi.
Selain
para atlet, 19 orang staf teknis serta 12 orang staf non-teknis juga berangkat
ke Rio de Janeiro. Persiapan untuk mengikuti Olimpiade Rio menghabiskan sekitar
Rp 40 miliar — angka tersebut adalah hasil efisiensi, karena awalnya anggaran
yang diusulkan bernilai sekitar Rp 50 miliar. Kita mendapatkan dana dari
pemerintah sebanyak Rp 35 miliar, dan kita juga mendapatkan beberapa dari
sponsor,” kata Okto.
Beberapa tantangan yang dihadapi tim delegasi Indonesia
dalam mempersiapkan diri menuju Olimpiade Rio, menurut Okto, lebih banyak
datang dari Rio.
Presidennya
di-impeach, menterinya mundur mendekati kegiatan ini, terus
bangunan-bangunannya banyak yang belum jadi, tapi sejauh ini komunikasi kami
dengan pihak IOC [Komite Olimpiade Internasional], pihak penyelenggara, panitia
Rio 2016, kedutaan besar Republik Indonesia yang ada di Brasil, dan atase
militer Indonesia yang ada di sana, sejauh ini semua dalam keadaan yang
diharapkan,” ucapnya.
Misi
yang harus dijalankan kontingen Indonesia pada Olimpiade 2016 ini dengan jelas
disampaikan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo, yang juga merupakan harapan
seluruh rakyat Indonesia.
"Kibarkan
Merah Putih dan kumandangkan lagu kebangsaanIndonesia Raya di podium kehormatan Olimpiade,"
kata Jokowi ketika menerima rombongan kontingen Olimpiade Indonesia di Jakarta,
beberapa waktu lalu.
Dengan
kata lain, Jokowi meminta atlet-atlet Indonesia meraih medali pada pesta
olahraga sejagat empat tahunan tersebut, seperti yang telah diraih pada
olimpiade-olimpiade sebelumnya.
"Sampai
saat ini kita sudah mendapat 27 medali di Olimpiade. Saya menanti siapa yang
nanti akan dapat meraih medali ke-28, ke-29, ke-30, dan seterusnya, itu sangat
membanggakan bangsa, negara dan rakyat Indonesia," ujar Jokowi.
Ia
juga meminta para atlet tetap memiliki semangat yang tinggi, seperti semangat
ketika atlet Indonesia pertama kali mengikuti Olimpiade di Helsinki pada 1952.
Pernyataan
dari Jokowi juga sebagai dukungan moral pemerintah bagi kontingen olahraga
Indonesia untuk bisa menunjukkan kehormatan bangsa di ajang Olimpiade, dan
menunjukkan bahwa negara tetap hadir dalam perjuangan .
Olimpiade
Rio yang dimulai pada 5 Agustus akan jadi yang pertama yang digelar di Amerika
Selatan. Brasil sendiri masih terguncang oleh resesi terburuknya, skandal
korupsi yang melibatkan banyak elite politik, serta sengketa pemakzulan yang
kemungkinan akan memaksa presiden nonaktif Dilma Rousseff untuk lengser.
Menurut
Okto, pemerintah Indonesia telah sangat mendukung para atlet Olimpiade Rio,
dengan memberikan anggaran serta bantuan lainnya, seperti Satlak Prima yang
mendukung pembinaan serta persiapan para atlet, dan dukungan dari Kementerian
Pemuda dan Olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade
Indonesia (KOI), serta para federasi cabang olahraga.
Presiden
Joko “Jokowi” Widodo juga disebutnya sering berkomunikasi dengan Kemenpora dan
semua instansi sertastakeholder olahraga
untuk menanyakan persiapan para kontingen.
“Mudah-mudahan
bentuk komunikasi ini bisa terus terjaga sehingga para atlit itu bisa fokus
pada saat pertandingannya nanti hanya berpikir bagaimana bisa menampilkan
performanya, performa mereka yang paling maksimal, dan mendapatkan medali,”
kata Okto.
“Kalau kita enggak percaya sama atlet kita,
siapa lagi yang mau percaya sama mereka? Kita harus memberikan kepercayaan
penuh sama mereka sehingga mereka pikirannya itu bisa fokus untuk menampilkan
performa mereka yang paling maksimal,” ungkapnya.
Okto
juga mengucapkan terima kasih atas nama pribadi serta seluruh kontingen kepada
pemerintah Indonesia atas dukungan yang telah mereka terima.
“Khususnya
Presiden yang memberikan atensi luar biasa kepada kita semua, dan ini akan
menjadi dorongan kita untuk tampil dan memberikan yang terbaik.”
Pada
Olimpiade di Rio de Janeiro nanti, kontingen Indonesia diharapkan bisa
memperbaiki prestasi pada Olimpiade sebelumnya di London pada 2012.
Ketika
itu Indonesia hanya bisa meraih satu medali perak dan satu medali perunggu dari
cabang angkat besi. Medali perak diraih Triyatno di kelas 69 kilogram putra,
sedangkan perunggu diraih Eko Yuli Irawan di kelas 62 kilogram putra.
Pencapaian
Indonesia pada Olimpade London 2012 terbilang sebagai yang terendah karena
sejak Olimpiade Barcelona 1992 hingga Beijing 2008 Indonesia selalu meraih
medali emas.
Di
London 2012, bulu tangkis Indonesia yang sebelumnya selalu meraih medali emas
gagal meraih satu pun medali.
Raja
Sapta Oktohari, selaku ketua kontingen Olimpiade Indonesia, mengatakan bahwa
pada Olimpade 2016 nanti setidaknya mereka harus memperoleh satu medali emas.
"Lebih
bagus lagi kalau dua medali emas atau lebih," ucap pria yang akrab disapa
Okto tersebut.
Cabang
bulu tangkis, seperti dikemukakan Achmad Sutjipto, ketua Satlak Prima, (unit
bentukan Kemenpora untuk mempersiapkan atlet ke ajang multi-event internasional), tetap menjadi tumpuan
harapan medali emas bagi Indonesia.
Hal
tersebut cukup lumrah karena saat ini Indonesia memiliki pemain peringkat atas
dunia, yakni ganda putra Hendra/Ahsan dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana
Natsir.
"Bulu
tangkis memang menjadi tumpuan harapan Indonesia. Apalagi selama ini bulu
tangkis Indonesia punya konsistensi prestasi yang luar biasa," kata
Sutjipto.
Meskipun
demikian, Sutjipto tidak ingin mengecilkan cabang-cabang lain yang menurutnya
juga punya peluang untuk meraih medali emas.
"Seluruh
atlet yang menjadi anggota tim Olimpiade ini kami prioritaskan untuk mendapat
pelatihan yang terbaik, didukung oleh pelatih terbaik, tempat latihan terbaik,
asupan gizi terbaik dan juga fasilitas terbaik," ujarnya.
Dia
juga memercayakan pengurus cabang olahraga masing-masing untuk membuat program
terbaiknya menjelang bertanding di Olimpiade.
Dengan
persiapan yang matang, didukung oleh pemerintah dan seluruh bangsa, diharapkan
kontingen Indonesia dapat menjalankan misinya dengan prestasi terbaik di
Olimpade tahun ini.
By: Dila Sri Mulyati